Jumat, 02 Desember 2011

Logging dan Perforasi

Logging adalah satu pekerjaan dengan menggunakan alat log untuk mengetahui jenis dan sifat batuan serta kedalamannya. Dengan demikian dapat menentukan letak kedalaman lapisan yang mengandung minyak dengan tepat.Perforasi adalah pekerjaan pelubangan casing agar minyak dan gas dapat mengalir dari formasi batuan ke lubang sumur.Aspek K3PL
1. Gunakan PPE.
2. Semburan liar (blowout)
a. Tanda-tanda kick
.b. Pencegahan semburan liar.
c. Teknik pencegahan.d. Peralatan semburan liar (blowout preventer).
3. Bahan peledak perforator
4. Dampak lingkungan bila terjadi blow out.
a. Korban jiwa / cacatb. Kerusakan peralatan.
c. Rugi waktu
d. Terbakarnya hidrokarbon.
e. Rusaknya lingkungan akibat kebakaran.
f. Kemungkinan adanya gas beracun. dsb
5. Prosedur kerja yang salah.
6. Pengelolaan lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor (Per. Men. ESDM No.045 Th.2006)

Proses migrasi dan pemerangkapan

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
http://images.google.com/imgres?imgurl=http://rovicky.files.wordpress.com/2008/02/minyak-41.jpg&imgrefurl=http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/&usg=__YrYaJAT70sL4_Jt5tNqRD1KycB4=&h=428&w=673&sz=62&hl=en&start=1&um=1&tbnid=18T0LY6lO0aXCM:&tbnh=88&tbnw=138&prev=/images%3Fq%3Djenis-jenis%2Btrap%2Bbatuan%2Bpembentuk%2Bminyak%26hl%3Den%26um%3D1

Teknik Sensing Untuk melacak Lokasi Minyak Bumi

Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu geo-morfologi.Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan. Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit ini ?inyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita-. Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.

Perporasi

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Wilayah Kerja Pertamina EP Re jawagional

WILAYAH KERJA
PERTAMINA EP Region Jawa merupakan salah satu daerah operasi dibawah Direktorat Hulu yang berada di Propinsi Jawa Barat dan berkantor pusat di Cirebon mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari dua Area operasi yaitu :
Area Operasi Timur wilayahnya meliputi :Kabupaten Indramayu, Majalengka.
Area Operasi Barat wilayahnya meliputi :Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi.
Disamping itu kegiatan operasi PERTAMINA EP Region Jawa juga ada di :
Kabupaten Brebes, (lokasi Jubang-A),
Kabupaten Kuningan (kebutuhan air untuk Ciperna),
Kabupaten Cirebon (keberadaan kantor dan perumahan),
Kabupaten Sidoarjo (Transmisi Gas Jawa Timur).
Program Eksplorasi merupakan tonggak strategis pertumbuhanPERTAMINA EP Region Jawa dimasa depan. Target kegiatan Eksplorasi meliputi penemuan cadangan yang berpotensi jangka panjang dan efisien dengan menggunakan tolok ukur international ini terlihat dari jumlah sumur yang dibor s/d tahun 2008.
Hasil Produksi minyak tahun 1974/1975 mencapai 28.001 BOPD. Dan mengalami penurunan di tahun 1995/1996 sampai dengan 7.666 BOPD, namun sejak tahun 1996/1997 terus mengalami peningkatan sampai sekarang. Bahkan pada tahun 2008 PERTAMINA EP Region Jawa melampaui target produksi minyak hingga mencapai lebih dari 40.000 BOPD. Produksi terbesar dari tiga region yang dimilki oleh PERTAMINA EP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar