Jumat, 02 Desember 2011

Tender barge

Tender Barge, merupakan jenis rig laut yang sama dengan model Swamp Barge, namun dipakai pada kedalaman yang lebih dalam lagi.

swamp barge

Swamp Barge: merupakan jenis rig laut yang hanya pada kedalaman maksimum 7 meter. Dan, sangat sering dipakai pada daerah rawa-rawa dan delta sungai. Rig jenis ini dilakukan dengan cara memobilisasi rig ke dalam sumur, kemudian ditenggelamkan dengan cara mengisi Ballast Tanksnya dengan air. Pada rig jenis ini, proses pengeboran dilakukan setelah rig duduk didasar dan Spud Cannya tertancap didasar laut.

Rig laut(Offshore)

Rig Laut (Offshore Rig), merupakan rig yang dioperasikan di atas permukaan air seperti laut, rawa-rawa, sungai, danau, maupun delta sungai.Seperti gambar.3

Rig Darat(Land Rig)

Rig Darat (Land Rig), merupakan rig yang beroperasi di daratan dan dibedakan atas rig besar dan rig kecil. Pada rig kecil biasanya hanya digunakan untuk pekerjaan sederhana seperti Well Service atau Work Over. Sementara itu, untuk rig besar bisa digunakan untuk operasi pemboran, baik secara vertikal maupun direksional. Rig darat ini sendiri dirancang secara portable sehingga dapat dengan mudah untuk dilakukan pembongkaran dan pemasangannya dan akan dibawa menggunakan truk. Untuk wilayah yang sulit terjangkau, dapat menggunakan heliportable.

Sejarah Minyak dan Gas Bumi

Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.

Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?

Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.

Cara Menemukan Minyak

Bagaimana caranya menemukan minyak bumi ?
Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.
Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.
Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.
Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.

Aplikasi metode seismik

Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.
Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.

Minyak

Setelah kita yakin telah menemukan minyak, apa selanjutnya ?
Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.

Gambaran System Drilling

Drilling line terbuat dari wire rope yang berdiameter sekitar 1⅛ sampai 1½ inchi. Wire rope ini sedikit kompleks. Bentuknya seperti orang kebanyakan sebut: kabel, tapi ini didesain khusus untuk mengangkat beban berat di rig.
Selama rig-up, drilling line harus dipasang pada hoisting system. Langkah pertama dalam pemasangan drilling line adalah dengan mengambil salah satu ujung line dari supply reel dan mengangkat ujungnya ke ujung paling atas mast atau derrick dimana terletak multiple pulley besar. Beberapa set besar pulley ini disebut crown block. Roda pulley disebut sheaves.
Drilling line dipasang melalui crown block sheave dan ditarik kebawah ke rig floor. Pada rig floor, terletak satu set pulley lagi atau sheaves yang disebut traveling block. Disitulah ujung line dilewatkan melalui satu dari sheaves pada traveling block dan ditarik lagi ke atas ke crown block. Disitulah line dilewatkan melalui sheaves pada crown block kemudian pada traveling block dan keatas lagi ke sheaves pada crown block. Proses ini diulang beberapa kali sampai pada jumlah line yang benar, sesuai kebutuhan beban yang akan diangkat (biasanya 8, 10 atau 12).
Setelah line terakhir terpasang pada crown block sheaves, ujungnya direndahkan ke rig floor dan dipasang pada drum drawworks. Beberapa gulungan line cukup mengelilingi drum. Bagian drilling line yang bergerak antara drawworks dan crown block disebut fast line – karena line ini bergerak 8-12 kali kecepatan traveling block.
Ujung drilling line yang lain, berada pada supply reel disebut dead line, disebut seperti itu karena terpasung dan tidak bergerak. Sebuah device yang disebut deadline anchor dipasang untuk tujuan ini. Sekarang traveling block bisa dinaikkan dari rig floor sampai keatas derrick dengan menggunakan drawworks (menarik line). Untuk merendahkannya, line pada drawworks diulur.

Membuat Sumur Migas

saya akan menulis ulang langkah-langkah membuat sumur migas berdasarkan sumber dari salah satu perusahaan servis di dunia. Karena cukup panjang, maka tulisan akan dibagi menjadi beberapa posting.


1. Digging CellarLangkah awal membuat sumur adalah menggali lubang dengan kedalaman sekitar 3-15 kaki (setera dengan 1-5 meter). Tujuan pembuatan lubang awal ini adalah mempermudah akses untuk pemasangan Christmas tree, valves, chokes, dan berbagai peralatan lain.
2. Running a Conductor PipeRangkaian pipa yang pertama kali digunakan untuk membuat sumur disebut conductor pipe. Pada umunya pipa ini memiliki diameter 30-36 inchi. Lubang berdiameter besar kemudian dibor sampai kedalaman tertentu, biasanya 100-200 kaki, kemudian conductor pipa dipasang.


3. Connecting BOPSebuah alat yang disebut adapter flange (mirip ring) atau drilling flange kemudian dilas bersama conductor pipe untuk menghubungkan conductor pipe ke blowout (semburan) preventer atau diverter system untuk mengatur tekanan di kepala sumur.


4. Running the Surface PipeSebuah lubang kemudian dibor untuk pemasangan surface pipe. Dalam sebuah sumur, biasanya terdiri dari beberapa pipe string (bagian). Setiap pipe string ini memiliki kedalaman berbeda-beda. Penentuan jumlah string berdasarkan jumlah zona yang akan ditembus, zona tersebut diantaranya bisa berupa fresh water, air garam, dan zona hidrokarbon. Setiap zona diisolasi sampai suatu saat diproduksikan.


5. Connecting the Surface PipeSetelah surface pipe terpasang, maka dilakukan penyemenan. Tujuan penyemenan ini adalah untuk melindungi zona air tanah dari kontaminasi lumpur pemboran dan menjaga keseimbangan tekanan dalam lubang bor. Plug semen ditempatkan di bawah pipa agar blowout preventer (BOP) dapat dilepas dengan aman.

Sokbeker rig

Laut juga seperti jalan raya kita, ada yang kadang mulus, lisik macam jalan tol baru naik tarif, terkadang bopeng dan terluka macam terkena puluhan bom bunuh diri. Maka laut kadang manis, lembut menggemaskan tetapi kalau sudah “napsu banget” - kita bisa diombang-ambingkan kekiri ke kanan dengan sedikit kasar.Sekarang anda membayangkan mengebir dengan bor tangan, tetapi sebentar-sebentar tangan anda ada yang mengangkat, sebentar ada yang menarik. Maka hal yang sama berlaku di pengeboran, kadang kapal terangkat 5 meter sehingga mata bor yang sudah menyentuh dasar sumur, kembali “disconnect”Lalu diciptakan alat semacam sokbeker motor yang kita kenal sebagai “slip joint.” Alat ini dipasang di daerah “moonpool” yaitu semacam ruang terbuka yang terdapat di lambung kapal. Dari sini dengan mudah dapat dilihat berapa tinggi gelombang (dari kering dan basahnya pipa yang mirip teleskop tersebut.)Layaknya sokbeker motor, sejalan dengan usia beberapa “seal’ juga bisa bocor, apalagi kalau cuaca sedang buruk. Repotnya kalau sok beker kapal pengeboran yang bocor, maka lumpur pengeboran bisa tercecer ke laut sehingga memunculkan isu pencemaran. Untuk itulah, slip joint diperlakukan dan dirawat dengan khusus. Bocor sedikit saja tidak bisa langsung “dijeksi” macam kerjaan Bang Iwan sepesial suntik sokbeker langganan saya di Asem Reges melainkan harus dibawa ke Houston.
http://bp0.blogger.com/_FVc8GqIfDRo/SFCUeIiWqWI/AAAAAAAAAJc/oG5X6Zt7hoM/s1600-h/sokbeker-rig-pengeboran.jpg

Logging dan Perforasi

Logging adalah satu pekerjaan dengan menggunakan alat log untuk mengetahui jenis dan sifat batuan serta kedalamannya. Dengan demikian dapat menentukan letak kedalaman lapisan yang mengandung minyak dengan tepat.Perforasi adalah pekerjaan pelubangan casing agar minyak dan gas dapat mengalir dari formasi batuan ke lubang sumur.Aspek K3PL
1. Gunakan PPE.
2. Semburan liar (blowout)
a. Tanda-tanda kick
.b. Pencegahan semburan liar.
c. Teknik pencegahan.d. Peralatan semburan liar (blowout preventer).
3. Bahan peledak perforator
4. Dampak lingkungan bila terjadi blow out.
a. Korban jiwa / cacatb. Kerusakan peralatan.
c. Rugi waktu
d. Terbakarnya hidrokarbon.
e. Rusaknya lingkungan akibat kebakaran.
f. Kemungkinan adanya gas beracun. dsb
5. Prosedur kerja yang salah.
6. Pengelolaan lumpur bor, limbah lumpur dan serbuk bor (Per. Men. ESDM No.045 Th.2006)

Proses migrasi dan pemerangkapan

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentusaja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyakbumi yang mentah ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Ya, walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyakbumi ini lebih kecil. Sehingga harus mengikuti hukum Archimides. Inget kan si jenius yang menurut hikayat lari telanjang ? Sambil berteriak, “Eureka .. eureka !!”. Demikianlah juga dengan minyak yang memiliki BJ lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas.
Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
http://images.google.com/imgres?imgurl=http://rovicky.files.wordpress.com/2008/02/minyak-41.jpg&imgrefurl=http://rovicky.wordpress.com/2008/02/21/proses-pembentukan-minyak-bumi/&usg=__YrYaJAT70sL4_Jt5tNqRD1KycB4=&h=428&w=673&sz=62&hl=en&start=1&um=1&tbnid=18T0LY6lO0aXCM:&tbnh=88&tbnw=138&prev=/images%3Fq%3Djenis-jenis%2Btrap%2Bbatuan%2Bpembentuk%2Bminyak%26hl%3Den%26um%3D1

Teknik Sensing Untuk melacak Lokasi Minyak Bumi

Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu geo-morfologi.Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan. Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit ini ?inyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita-. Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.

Perporasi

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan lapisan semen) sehingga sumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000m/s) yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi dalam waktu yang sangat singkat (17s).
Perforasi dapat dilakukan secara elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Wilayah Kerja Pertamina EP Re jawagional

WILAYAH KERJA
PERTAMINA EP Region Jawa merupakan salah satu daerah operasi dibawah Direktorat Hulu yang berada di Propinsi Jawa Barat dan berkantor pusat di Cirebon mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari dua Area operasi yaitu :
Area Operasi Timur wilayahnya meliputi :Kabupaten Indramayu, Majalengka.
Area Operasi Barat wilayahnya meliputi :Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi.
Disamping itu kegiatan operasi PERTAMINA EP Region Jawa juga ada di :
Kabupaten Brebes, (lokasi Jubang-A),
Kabupaten Kuningan (kebutuhan air untuk Ciperna),
Kabupaten Cirebon (keberadaan kantor dan perumahan),
Kabupaten Sidoarjo (Transmisi Gas Jawa Timur).
Program Eksplorasi merupakan tonggak strategis pertumbuhanPERTAMINA EP Region Jawa dimasa depan. Target kegiatan Eksplorasi meliputi penemuan cadangan yang berpotensi jangka panjang dan efisien dengan menggunakan tolok ukur international ini terlihat dari jumlah sumur yang dibor s/d tahun 2008.
Hasil Produksi minyak tahun 1974/1975 mencapai 28.001 BOPD. Dan mengalami penurunan di tahun 1995/1996 sampai dengan 7.666 BOPD, namun sejak tahun 1996/1997 terus mengalami peningkatan sampai sekarang. Bahkan pada tahun 2008 PERTAMINA EP Region Jawa melampaui target produksi minyak hingga mencapai lebih dari 40.000 BOPD. Produksi terbesar dari tiga region yang dimilki oleh PERTAMINA EP.